Sejarah
Lahirnya GMNI di Kalimantan Barat
Lahirnya Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia
(GMNI) di Kalimantan Barat tidak terlepas dari peranan besar Bapak Ya’ Syarif
Umar (Alm) pada tahun 1960-an, yang gigih menciptakan serta melahirkan
embrio-embrio kaum nasionalis yang potensial dan berjiwa revolusioner.
Dalam perkembangannya, GMNI saat itu boleh dikatakan sebagai organisasi yang
relatif masih muda, namun dampak sosiopolitis yang diberikan cukup signifikan
dalam mengaktualisasikan nilai-nilai nasional kerakyatan dan berwawasan kebangsaan.
Perjalanan GMNI sebagai organisasi juga tak luput dari
pengalaman-pengalaman yang membuat GMNI terpaksa harus mengalami masa-masa
stagnasi kemandulan serta penyimpangan arah dari garis perjuangannya. Hal
tersebut terjadi karena kebijakan penguasa saat itu yang sangat kapitalistik,
otoriter, represif dan mematikan nilai-nilai demokrasi, sehingga sangat sulit
bagi GMNI serta organisasi lain yang berpihak pada kepentingan rakyat untuk
tumbuh, berjuang dan berkembang. Situasi politik yang tercipta akhirnya juga memberikan
distorsi bagi masyarakat awam terhadap sejarah masa lalu GMNI yang
mengakibatkan munculnya ketidakpahaman masyarakat awam terhadap visi dan misi
yang di emban oleh GMNI sebagai salah satu organisasi yang terus konsisten
berpihak kepada kepentingan rakyat.
Dialektika kehidupan sosial politik yang mengalami
perubahan begitu cepat di era transisi sekarang ini menuntut adanya
penyesuaian-penyesuain paradigmatik di berbagai kalangan khususnya generasi
muda Kalimantan Barat sebagai bagian integral terpenting dalam konstelasi
politik bangsa kedepan. Derasnya arus demokeratisasi yang mewarnai perjalanan
politik saat ini telah merubah arah perpolitikan nasional yang cenderung
kaku dan otoriter di masa Orde Baru menjadi lebih terbuka yang memungkinkan
partisispasi politik erakyat secara langsung dalam dinamika politik untuk ikut
menentukan arah masa depan bangsa.
Sejalan dengan perkembangan dan perubahan kondisi sosial
politik tersebut, secara tidak langsung telah menuntut tanggung jawab dan peran
aktif kita semua khususnya GMNI untuk lebih proaktif dalam menjalankan
agenda-agenda perubahan kearah demokratisasi. Untuk itu, GMNI sebagai sebuah
OKP yang memiliki posisi strategis dalam hubungan sosial kemasyarakatan selalu
komit dengan garis perjuangannya dalam menyiapkan kader idiologis untuk
tetap setia mengawal pembangunan bangsa yang berlandaskan pada kedaulatan
rakyat dan keadilan sosial.Refleksi kehadiran GMNI sebagai lambang dari suatu
integritas kemajemukan yang bersifat progressif revolusioner dengan mengususng
mi perubahan dan demokratisasi adalah semangat sentral yang selalu hadir dalam
diri setiap kader GMNI.
Kokohnya pondasi GMNI merupakan suatu refleksi
kehadirannya sebagai sebuah organisasi yang selalu konsisten berpihak kepada
kepentingan rakyat. Dalam dinamika kehidupan berbangsa GMNI merupakan akumulasi
nilai-nilai perjuangannya, sebagai pewaris sejarah masa lalu, pelaku sejarah
masa kini dan penentu sejarah masa depan GMNI harus tetap hidup dalam idealisme
kerakyatannya. Merupakan suatu kewajiban bagi kesinambungan organisasinya, maka
regenerasi kader mutlak untuk di laksanakan sebagai antisipasi terhadap
stagnasi organisasi kedepan. Di samping itu, perjalanan sejarah perjuangan GMNI
merupakan nilai – nilai yang harus tetap di wariskan kepada generasi penerus
sebagai bagian yang tak terpisahkan dari peranannya saat ini dan masa depan.
Sebagai sebuah organisasi yang modern, penataan aspek manejerial dan struktural organisasi secara konstitusi dan demokratis merupakan legalitas terhadap eksistensi dirinya. Atas dasar pemikiran di atas serta kewajiban konstitusi yang harus di jalankan, maka DPC GMNI Pontianak akan melaksanakan Konfrensi Cabang Ke-IV GMNI sebagai upaya menata kembali aspek manejerial organisasi yang akan menentukan sejarah GMNI di masa depan.
Sebagai sebuah organisasi yang modern, penataan aspek manejerial dan struktural organisasi secara konstitusi dan demokratis merupakan legalitas terhadap eksistensi dirinya. Atas dasar pemikiran di atas serta kewajiban konstitusi yang harus di jalankan, maka DPC GMNI Pontianak akan melaksanakan Konfrensi Cabang Ke-IV GMNI sebagai upaya menata kembali aspek manejerial organisasi yang akan menentukan sejarah GMNI di masa depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar